Assalamualaikum

Semoga ilmu ini bermanfaat

Kamis, 27 Oktober 2011

Kurikulum Pendidikan Islam


BAB I : KURIKULUM
1.1.Pengertian  Kurikulum
Pengetahuan terus berkembang dan pendidikan semakin kompleks untuk memenuhi keperluan masyarakat dan negara. Kemajuan yang sentiasa dicapai dalam bidang pendidikan telah menyebabkan berubahnya konsep pendidikan dalam sebuah negara dari semasa ke semasa. Bagi mengimbangi perubahan konsep pendidikan, maka apa yang berlaku di dalam proses pendidikan juga perlu diubah agar pelajar dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.
Dalam arti kata lain berubahlah kurikulum bagi setiap sekolah, maktab, universiti dan pusat pengajian tinggi lainnya. Selaras dengan perkembangan ini, maka definisi kurikulum juga turut berubah.
Berbagai-bagai definisi kurikulum telah dikemukakan oleh para pendidik, tokoh-tokoh ilmuan dan para sarjana dari berbagai bangsa. Ada pengertian yang sangat luas dan sebaliknya terdapat pengertian yang sempit. Perkataan kurikulum berasal dari bahasa Latin yang luas digunakan oleh bangsa Yunani. ’Curriculum’ dalam bahasa Latin bermaksud ‘Luang tempat pembelajaran berlaku’ (Sharifah Alwiah Alsagoff,1986).
Walaupun terdapat berbagai-bagai definisi untuk kurikulum, namun hampir semua makna, atau pengertian kurikulum dari definisi-definisi itu akan kembali ke pengertian asal, iaitu satu rancangan pengajian (Sharifah Alwiah Alsagoff,1986).
Di dalam kamus bahasa Arab kurikulum (Manhaj) sering didefinisikan sebagai jalan yang terang, atau jalan terang yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupannya. Seterusnya,Prof. Dr. Omar Al-Syaibani (1991) menjelaskan kurikulum (manhaj) dimaksudkan sebagai jalan terang yang dilalui oleh pendidik atau guru dengan orang-orang yang dididik atau dilatihnya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka.
Menurut Zuharani (1983), ”Kurikulum adalah semua pengetahuan, kegiatan-kegiatan atau pengalaman belajar yang diatur dengan kaedah yang sistematik, yang diterima anak untuk mencapai suatu tujuan”.
Sementara itu Kementerian Pelajaran Malaysia (1984) menjelaskan ”Kurikulum bermaksud segala rancangan pendidikan yang dikendalikan oleh sesebuah sekolah ataupun institusi pelajaran untuk mencapai matlamat pendidikan”.
Menurut Crow and Crow:
Kuirikulum adalah rancangan pelajaran yang isinnya sejumlah mata pelajaran yang disusun  secara sistematis yang diperlukan sebagai syarat untuk menyelesaikan suatu program pendidikan tertentu. Selain itu ada pula yang berpendapat bahwa kurikulum adalah sejumlah pelajaran yang disiapkan berdasarkan rancangan yang sistematik dan koordinatif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan.
Akhirnya dapatlah diambil kesimpulan bahawa kurikulum bukan hanya meliputi mata pelajaran dan pengalaman yang berlaku dalam kelas, malah ia meliputi semua pengalaman, aktiviti, suasana dan pengaruh yang diberikan kepada pelajar atau yang mereka kerjakan atau yang mereka jumpai di sekolah atau yang dikelolakan oleh sekolah. Ini termasuklah , semua kegiatan, pengalaman budaya, seni, sukan dan sosial yang dikerjakan oleh pelajar di luar jadual waktu dan di luar bilik darjah yang dikelolakan oleh pihak sekolah.

BAB II: PENDIDIKAN ISLAM
2.1 Pendahuluan
Pendidikan Islam mempunyai sejarah yang panjang seiring dengan kedatangan Islam itu sendiri (Dr.Gamal Zakaria,2002). Pendidikan Islam berterusan seumur hidup, secara formal dan tidak formal. Ini bererti pendidikan yang berasaskan nilai-nilai Islamiah tidak hanya menghadkan pengajaran akademik dalam bilik darajah. Bimbingan dan asuhan yang dilakukan oleh para pendidik diusahakan setiap masa secara ikhlas bertujuan menjadikan individu beriman dan bertakwa (Kamarudin Hj.Kachar,1989).
2.2 Definisi Pendidikan Islam
Istilah “Pendidikan Islam” Menurut Drs. Ahmad D. Marimba: Pendidikan islam adalah bimbingan Jasmani, Rohani berdasarkan hukum-hukum Agama islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan istilah lain sering kali beliau mengatakan kepribadian utama tersebut dengan istilah kepribadian Muslim, yakni kepribadian yang memiliki nilai-nilai  agama islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Untuk memberikan pengertian pendidikan Islam yang sempurna, terlebih dahulu kita menjelaskan makna kata ‘pendidikan’ dan ‘Islam’. Menurut Al-Attas,Hassan Langgulung dan Burlian Somad maksud pendidikan itu ialah perubahan dalam dan perubahan tingkah laku (Mohd Yusuf Ahmad, 2004). Apabila disebut pendidikan Islam ia menjadi lebih khusus dan bermaksud pendidikan yang berteraskan syariat Islam yang berpandukan Al-Quran dan Al-Hadis, dan perubahan yang dikehendaki pula ialah perubahan rohani, akhlak dan tingkah laku menurut Islam.
Dalam bahasa Inggeris istilah pendidikan disebut education. Manakala dalam bahasa Arab pengertian kata pendidikan, sering digunakan pada beberapa istilah, antaranya “ta’lim” ( التعليم ) , tarbiyah ( التربية ( dan ta’dib ) (التاديب . Namun demikian, ketiga kata tersebut memiliki makna tersendiri dalam menunjuk atau menerangkan pengertian pendidikan (Dr. Samsul Nizar,M.A: 2001).
Kata at-ta’lim merujuk kepada pengajaran yang bersifat pemberian atau penyampaian pengertian, pengetahuan, dan keterampilan. Kata at-tarbiyah membawa arti mengasuh, mendidik, dan memelihara. Sementara Kata at-ta’dib dapat diertikan sebagai proses mendidik yang memfokuskan kepada pembinaan dan penyempurnaan akhlak atau budi pekerti pelajar. Pendidikan adalah ‘latihan atau ajaran’ (Dr.Teuku Iskandar,1986). Sementara itu menurut al-Quran, Islam ialah penyerahan diri dan kepatuhan sesuai dengan firman Allah swt dalam Surah Ali ‘Imran ayat 83:
uŽötósùr& Ç`ƒÏŠ «!$# šcqäóö7tƒ ÿ¼ã&s!ur zNn=ór& `tB Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÄßöF{$#ur $YãöqsÛ $\döŸ2ur Ïmøs9Î)ur šcqãèy_öãƒ ÇÑÌÈ 
Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nyalah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi,baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan”
Ini menunjukkan kepada kita bahawa, pendidikan Islam merupakan usaha-usaha pembentukan anak-anak sesuai dengan ajaran Islam, maka dengan itu melalui pendidikan Islam akan dapat menyerapi dan menyadari hal-hal yang sebenar atau hakikat-hakikat baik dalam ajaran dan amalan Islam, atau apa yang terkandung dalam akidahnya, ibadatnya, sistem akhlaknya dan juga ajaran syariatnya yang dilihat dari segi hukum-hukumnya yang zahir. Ahli-ahli fikir Islam berpendapat bahawa dengan menyedari hal-hal ini semua manusia akan mencapai kebahagiaan dalam dunia dan akhirat (Dr. Haron Din & Dr. Sobri Salamon, 1988)
Akhirnya, dapatlah dibuat kesimpulan bahawa tiada makna yang tepat bagi pendidikan Islam namun dapat difahami oleh semua orang bahawa pendidikan Islam adalah satu usaha untuk mengembangkan fitrah manusia sesuai dengan ajaran agama Islam berlandaskan al-Quran dan al-Sunnah yang akhirnya akan mewujudkan satu masyarakat yang bertamadun tinggi, penuh rahmat dan kebahagiaan.

BAB III: KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM
3.1 Definisi Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum pendidikan Islam adalah bahan-bahan pendidikan Islam berupa kegiatan, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam. Atau dengan kata lain kurikulum pendidikan Islam adalah semua aktiviti, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan secara sistematis diberikan oleh pendidik kepada anak didik dalam rangka tujuan pendidikan Islam (H.syamsul Bahri Tanrere, 1993).
Berdasarkan keterangan di atas, maka kurikulum pendidikan Islam itu merupakan satu komponen pendidikan agama berupa alat untuk mencapai tujuan. Ini bermakna untuk mencapai tujuan pendidikan agama (pendidikan Islam) diperlukan adanya kurikulum yang sesuai dengan tujuan pendidikan Islam dan bersesuaian pula dengan tingkat usia, tingkat perkembangan kejiwaan anak dan kemampuan pelajar.
3.2 Cakupan Kurikulum 
Dengan demikian cakupan bahan pengajaran yang terdapat dalam kurikulum pada masa sekarang Nampak semakin luas. Hal ini selain disebabkan oleh kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan sebagaimana disebutkan di atas, juga karena semakin tambahnya beban yang dipikul oleh sekolah.
Bedasarkan pada tuntutan perkembangan yang sedemikian itu, maka para perancang kurikulum dewasa ini menetapkan cakupan kurikulum meliputi 4 bagian:
  1. Bagian yang berkenaan dengan tujuan-tujuaan yang ingin dicapai oleh proses belajar mengajar.
  2. Bagian yang berisi pengetahuan,  informasi-informasi, data, aktivitas-aktivitas, dan pengalaman-pengalaman yang merupakan bahan bagi penyusunan kurikulum  yang isinya berupa mata pelajaran yang kemudian dimasukkan dalam silabus.
  3. Bagian yang berisi metode atau cara menyampaikan mata pelajaran tersebut.
  4. Bagian yang berisi metode atau cara melakukan penilaian dan pengukuran atas hasil pengajaran mata pelajaran tertentu.

3.3 Asas-asas Kurikulum
Secara teoritis Filosofis penyusunan sebuah kurikulum harus berdasarkan asas-asas dan orieantasi tertentu. Asas-asas tersebut sebagaimana dikemukakan  S.Nasution meliputi asas Filosofis, Sosiologis, Organisatoris, dan Psikologis.
Asas Filosofis yaitu asas yang berperan sebagai penentu tujuan umum
Asas Sosiologis yaitu berperan memberikan dasar untuk menentukan apa saja yang akan dipelajari sesuai dengan kebutuhan masyarakat,, kebudayaan, perkembangan ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Asas Organisatoris yaitu Berfungsi memberikan dasar-dasar dalam bentuk bagaimana penentuan luas dan urutan mata pelajaran.
Asas Psikologis yaitu berperan memmberikan berbagai prinsip-prinsip tentang perkembangan anak didik dalam berbagai aspeknya.

3.4. Ciri-ciri Kurikulum Pendidikan Islam
Omar Muhammad al-Toumy al-Syaibany menyebutkan lima cirri kurikulum pendidikan islam. Kelima ciri tersebut secara ringkas dapat disebutkan sebagai berikut:
1.      Menonjolkan tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuan-tujuan-nya dan kandungan-kandungan, metode-metode, alat-alat dan tekniknya bercorak agama.
2.      Meluas cakupannya dan menyeluruh kandungannya. Yaitu kurikulum yang benar-benar mencerminkan semangat, pemikiran dan ajaran yang menyeluruh. Disamping itu ia juga luas dalam perhatiannya. Ia memperhatikan pengembangan dan bimbingan terhadap segala aspek pribadi pelajar dari segi intelektual, psikologi, sosial dan spiritual.
3.      Bersikap seimbang diantara berbagai ilmu yang dikandung dalam kurikulum yang akan digunakan. Selain itu juga akan seimbang antara pengetahuan yang berguna bagi pengembangan individual dan pengembangna sosial.
4.      Bersikap menyeluruh dalam menata seluruh mata pelajaran yang diperlukan oleh anak didik.
5.      Kurikulum yang disusun selalu di`sesuaikan dengan minat dan bakat anak didik.
3.5.  Prinsip-Prinsip Kurikulum
            Salah satu komponen pendidikan sebagai suatu system adalah materi. Materi pencdidikan adalah semua bahan pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik dalam suatu system institusional pendidikan. Materi pendidikan ini lebih dikenal dengan istilah kurikulum. Sedangkan kurikulum menunjuk pada materi yang sebelumnya telah disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
  1. Prinsip pertama adalah pertautan yang sempurna dengan agama. Termasuk ajaran dan nilainya. Maka setiap yang berkaitan dengan kurikulum termasuk, filsafah, tujuan, kandungan, metode mengajar, cara-cara perlakuan dan hubungan yang berlaku dalam lembaga yang berlakku harus berdasarkan agama islam, keutamaan cita-citanya yang tinggi, dan bertujuan untuk membina pribadi yang mungkin kemauan yang baik dan hati murni yang selalu waspada.
  2. Prinsip kedua adalah prinsip menyeluruh (Universal) pada tujuan dan kandungan kurikulum. Kalau tujuannya harus meliputi aspek pribadi pelajar, maka kandungannya pun harus meliputi semua yang berguna untuk membina pribadi pelajar yang berpadu dan membina akal dan jasmaninya.
  3. Prinsip yang ketiga adalah keseimbangan yang relatif antara tujuan dan kandungan kurikulum. Kalau perhatian pada aspek spiritual dan ilmu ssyari’at lebih besar, maka aspek sepiritual tidak  boleh melampaui aspek penting yang lain dalam kehidupan, juga tidak boleh melampaui ilmu, seni dan kegiatan yang   harus diadakan untuk individu dan masyarakat.
Prof. H.M. Arifin M.Ed. mengemukakan bahwa prinsip-prinsip yang harus diperhatikan pada waktu menyusun kurikulum menyangkut 4 macam, yaitu:
  1. Kurikullum pendidikan yang sejalan dengan idealitas Islami adalah kurikulum yang mengandung materi (bahan) ilmu pengetahuan yang mampu berfungsi sebagai alat untuk tujuan hidup islami.
  2. Untuk berfungsi sebagai alat yang efektif mencapai tujuan tersebut, kurikulum harus mengandung tata nilai islami yang intrinsik dan ekstrinsik mampu merealisasikan tujuan pendidikan islam.
  3. Kurikulum yang bercirikan islami itu diproses melalui metode yang sesuai dengan  nilai yang terkandung yang terkandung didalam tujuan pendidikan islam.
  4. Antara kurikulum, metode dan tujuan pendidikan islam harus saling berkaitan produkyang bercita-cita menurut ajaran islam.

BAB IV: PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan kepada rencana yang ditulis ini maka dapatlah penulis membuat beberapa kesimpulan seperti berikut:
ü  Pendidikan Islam mencelup keperibadian Muslim dengan celupan yang khas yang membezakan dari bentuk-bentuk pendidikan yang lain. (Hassan Langgulung,1979). Pernyataan di atas memberi gambaran kepada kita bahawa pendidikan Islam merupakan faktor utama yang paling penting untuk membentuk ketinggian peribadi setiap Muslim. Pendidikan Islam mempunyai tujuan-tujuan dan matlamat-matlamat tertentu yang semata-mata untuk mewujudkan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat dan seterusnya untuk memperolehi keredaan Allah s.w.t.
ü  Definisi  pendidikan Islam terlalu luas. Ia merangkumi syariah, adabiah, riadhah, akliah dan seluruh penghidupan manusia,perbuatan, tingkahlaku dan amalan. Untuk menghayati skop pendidikan Islam ini, maka setiap individu Muslim haruslah memahami terlebih dahulu asas-asas dan konsep yang bertunjangkan akidah Islamiah. Kemudian diikuti dengan akliah ilmu pengetahuan, akhlak dan kesihatan. Pendidikan Islam itu memerlukan amalan dan penghayatan sebab seseorang itu tidak boleh mengamalkan sesuatu perkara tanpa memahaminya terlebih dahulu, khasnya asas-asas pendidikan Islam, seperti mengenal Allah, memahami rukun-rukun iman dan rukun-rukun Islam dan sebagainya (Ustaz Abdul Raof Dalip, 1990).
Jelasnya,di dalam pendidikan Islam terkumpul empat bidang utama iaitu pendidikan jiwa, pembersihan rohani, pembentukan akal fikiran yang sihat serta kecergasan tubuh badan.
ü  Kurikulum Pendidikan Islam “bertujuan menanamkan kepercayaan dalam pemikiran dan hati genarasi muda, pemulihan akhlak dan membangunkan jiwa rohani. Ia juga bertujuan untuk memperoleh pengetahuan secara berterusan, gabungan pengetahuan dan kerja, kepercayaan dan akhlak dan penerapan amalan teori dalam hidup” (Muhammad Hamid Al-Afendi & Nabi Ahmed Baloch, 1992)
Daftar Pustaka
v  Ihsan Hamdani, H. Drs. , dkk., Filsafat Pendidikan Islam, CV .Pustaka Setia, Bandung, 2007. 
v  Nata, Abuddin. Dr.H., MA., Filsafat pedidikan islam, PT. Logos Wacana Ilmu. Jakarta, 1997.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar